-->
Ketika Mereka Bicara Soal Undangan Pernikahan

Ketika Mereka Bicara Soal Undangan Pernikahan

Yuhuuuu, selamat pagi di hari Senin =)) naaaaah sebelum mulai ke pembahasan, mau kasih quotes pagi dulu ah.

Saya lupa baca quote ini di mana. Tapi, pagi-pagi sekali, saat bangun tidur. Lalu buka hp, nemu kata-kata begini; 
"Jika kamu mencintai pekerjaanmu. Maka kamu tidak akan punya masalah dengan hari Senin."
Maka dari itu,  tidak mau lagi bermasalah dengan hari Senin? Cintailah pekerjaan Anda :) *pelajaran baru* yuk sama-sama belajar mencintai hari Senin dengan mulai mencintai pekerjaan kita.

Naaah, pembukaannya cukup sampai di sini. =))

Kali ini saya lagi mau banget bahas soal "Ketika Mereka Bicara Soal Undangan Pernikahan" 

"Mereka" di sini artinya adalah teman-teman ya =))

Bahasan ini sungguh masih hangat sekali, beberapa menit lalu, di satu kolom status sahabat saya jaman SMA, dia update status begini:

"Yang ga sampe setaun aja udah kasih undangan, kamu yang hampir 5 taun kapan ngundangnya😂😅" --> sejujurnya ini adalah kode keras minta cepet dilamar. Yaa, wajar sih temen saya minta dilamar, karena setahu saya pacarannya pun sudah cukup lama, 3, 4, apa 5 tahun gitu.

Jadi ya, mari kita aamiinkan sama-sama, buat semua perempuan yang sudah menjalin hubungan cukup lama dan ingin disegerakan menikah, diaamiinkan semoga cepat siap menikah dan segera dilamar ya =))

Buat yang sudah siap menikah namun belum dipertemukan dengan jodohnya? Ayoo saabaar, semoga disegerakan untuk dipertemukan dengan jodohnya ya =))

Jadi ingat kata-katanya Bang Tere Liye, penulis keren ini pernah mengutip kata-kata tentang "Jodoh Itu" seperti berikut ini, saya copas kata-kata yang sempat beliau posting di akun Facebooknya;


*Jodoh itu....
1. Jangan menikah karena kesepian, menikah karena orang lain sudah menikah semua, tinggal kita seorang yang belum, aduhai, pernikahan itu bukan trend, yang semua orang bisa ikut-ikutan, apalagi karena nggak enak terlihat aneh sendiri. Dan terlepas dari itu, catat baik-baik, banyak orang yang setelah menikah, dia tetap merasa sepi, sendirian. (pointnya: menikah itu bukan trend ya gais :D)

2. Jangan menikah karena alasan orang lain. Itu betul, dalam peristiwa dramatis, kita bisa segera menikah agar orang tua sempat menyaksikan sebelum meninggal, agar mereka bahagia. Tapi menikahlah karena alasan kita sendiri, jadikan itu patokan terbesar. Karena yang menjalani kehidupan berumah-tangga itu adalah kita, bukan orang lain. Dan karena, jika besok lusa pernikahan itu gagal, kita tidak menyalahkan orang lain--itu sungguh tiada manfaatnya. (pointnya: menikahlah karena kesiapan satu sama lain bukan karena alasan orang lain. karena pada akhirnya, kita jugalah yang akan menjalaninya. =)))

3. Semua pernikahan itu punya masalah. Bohong jika ada yang bilang keluarga mereka baik-baik saja sepanjang masa. Lantas kenapa sebuah pernikahan bisa awet? Karena ada yang sabar dan mengalah. Satu-satunya bekal pernikahan yang tiada pernah kurang adalah: sabar. Punya sabar segunung, tetap kurang banyak. Punya sabar selangit, pun tetap kurang banyak. Jadi bekalnya tidak harus mobil, rumah, peralatan dapur, dsbgnya. Sekelas Umar Bin Khattab saja masih membutuhkan rasa sabar ekstra. (Kalau ini? No comment, karena saya belum pernah menikah :v boleh tanyalah sama orangtua masing-masing :v)

4. Kita tidak pernah tahu siapa jodoh terbaik kita. Tidak ada alatnya, tidak ada aplikasinya, dan tidak akan ditemukan. Kita baru tahu setelah kita menjalani pernikahan tersebut. Dan rumitnya, itu juga belum cukup. Banyak yang berpisah jalan setelah sekian lama menikah. Lantas kapan dong kita baru tahu persis? Tidak ada jawabannya. Nah, dengan situasi seperti itu, jangan habiskan waktu dengan cemas apakah ini jodoh terbaik atau bukan. Jika kalian muslim, tegakkanlah shalat istikharah, dapatkan keyakinan, kemudian bismillah, jalani dengan mantap. (pointnya: ini boleh dicoba :D)

5. Well, tidak ada jodoh yang sempurna di dunia ini. Semua orang pasti punya kekurangan. Ada yang ganteng/cantik pol, ternyata kalau tidur ngoroknya seperti sirene. Ada yang bertanggung-jawab nan setia, ternyata pelupa, dia lupa harus menjemput istrinya di manalah. Tapi kita selalu bisa membuat yang tidak sempurna itu menjadi indah, keren, seperti pelangi, sepanjang kita bersedia menerima kekurangannya. Orang2 yang sibuk memasang kriteria sempurna bagi calon jodohnya, akan hidup sendiri hingga alien menyerang bumi. (Untuk point ini mungkin, carilah seseorang yang bisa membuatmu merasa nyaman. Karena rasa nyaman bisa jadi dapat mengalahkan jutaan kriteria. *cieilaaah sotoy nih saya :v)

6. Tidak ada yang tahu kapan persisnya kita akan menikah. Eh, yang masih kecentilan, manja-manja, ternyata besok sudah menikah, atau malah punya anak dua. Yang terlihat dewasa sekali, sudah siap sekali, bahkan bijak nian bicara soal menikah, ternyata bertahun-tahun tetap sendiri. Maka, saat kita tidak tahu kapan jodoh itu akan datang, fokuslah memperbaiki diri sendiri. Saat kesempatannya datang, ingatlah nasehat lama, kesempatan baik tidak datang dua kali. Tapi ketika kesempatannya lolos, gagal, juga ingatlah petuah orang tua, akan selalu ada kesempatan2 berikutnya bagi orang yang sabar. (point yang ini boleh dicoba :D)

7. Pekerjaan tetap, mapan, dan lain-lain itu jangan dijadikan syarat mutlak mencari jodoh. Itu betul, sungguh menyenangkan jika jodoh kita ternyata sudah mapan, berkecukupan. Tapi boleh jadi akan lebih spesial lagi, jika kita bersama-sama menjalani hidup sederhana, untuk kemudian menjadi lebih baik setiap harinya. Lebih baik pastikan saja, semua pihak memahami tanggungjawabnya. Misal, adalah tanggungjawab suami mencari nafkah. Boleh istri bekerja? Ikut membantu nafkah keluarga? Dikembalikan ke masing2 pasangan mau seperti apa. Tapi jelas sekali, jika istri bekerja, penghasilannya adalah milik dia--soal dia mau memberikannya ke keluarga atau tidak, itu urusan dia. Tanggungjawab mutlak tetap ada di suami. Pemahaman2 seperti ini penting loh, agar kalian laki-laki yang sekarang sibuk galau, apalagi sibuk tebar pesona, tahu persis saat menikah nanti.

8. Mencari jodoh itu tidak rumit. Ini beneran loh. Mencari jodoh itu sederhana. Kalian bisa meminta orang tua mencarikan (karena itu juga salah-satu kewajiban mereka). Juga bisa minta sahabat menjadi intel perjodohan. Jodoh itu ada di mana-mana, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di angkutan umum saat berangkat beraktivitas, di mesjid, di komplek rumah, dll, dll. Tapi kenapa kadang terasa rumit sekali? Karena kitalah yang membuatnya rumit. Catat baik-baik, di dunia ini sudah milyaran orang pernah menikah. Milyaran pasangan. Nah, di mana rumitnya jika orang lain toh milyaran telah menikah. (Kalau yang ini, kita harus peka sekitar kali yaa :v)

9. Terakhir, kalau kalian mau belajar banyak hal tentang jodoh, maka jangan belajar dari novel2 (apalagi novel Tere Liye), dari film fiksi, dari sinetron, serial. Aduh, itu fiksi loh. Dikarang2 saja sama penulis ceritanya. Melainkan belajarlah dari orang tua di sekitar kalian. Kakek-nenek, opa-oma, mbah buyut, yang sudah menikah puluhan tahun, tapi tetap langgeng dan bahagia. Amati, pelajari, dengarkan nasehat mereka, itu penting sekali, kehidupan mereka bisa jadi contoh. Maka besok lusa saat kita menikah, mendadak muncul masalah serius, kita bisa meneladani mereka, bagaimana cara mereka mengatasi masalah. Itu selalu bisa jadi pelajaran kehidupan yang tiada ternilai. 

nah untuk point yang terakhir tadi, ayo mulai dekati orangtua, kakek nenek, kepoin kenapa bisa longlast sampai maut memisahkan) wkwk :v.

Dan kesimpulannya barangkali begini, semua balik lagi sama waktu. Dan menikah itu bukan trend atau lomba balapan. Tapi tentang kesiapan hati keduanya. Yuhuuuuu, agak - agaknya, para jomblo bisa berbahagia dengan kata-kata terakhir ini. :v wkwk.

Dan terakhir, berdamailah dengan diri sendiri, ketika orang lain sibuk membicarakan soal undangan pernikahan? Ya kita yang belum ada jodohnya, belum siap menikah, santai ajalah. Jalanin hidup masing-masing. Saling doakan yang terbaik. Sama halnya seperti rejeki, jodoh pun pasti gak akan tertukar ya gaiss =))

Kalau kata Bang Tere Liye  itu, "Belajarlah mencintai dalam diam" - yaitu mencintai seseorang tanpa heboh di sosmed, jadi doakan aja yang terbaik, semoga yang kita cintai adalah bisa berjodoh dengan kita. Bila dia dan kamu tidak ditakdirkan untuk saling berjodoh? Maka semoga diberikan orang lain yang jauh lebih baik. -- yuhuuu, ini kata-katanyaaaaaa yaampuun, semoga saya pun bisa seperti itu yaa =))

Tapi btw, saya malah masih hobi banget becanda dan main kode-kodean di media sosial lhoo :v

Jadi kesimpulan sebelum perjumpaan kali ini berakhir, Ketika mereka membicarakan soal undangan pernikahan? Ayo ikut nimbrung, siapa tahu pas datang ke acara undangan mereka, kalian ketemu jodoh di sana *eh :v wkkw

well, perjumpaan kali ini cukup sampai di sini yaa :)) 

have a great day, wish always love monday gaiiiis  =))




0 Response to "Ketika Mereka Bicara Soal Undangan Pernikahan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel