Cerita Sore Ini: Tentang Pernyataan

Masih ingat dengan Cover Buku di atas? Ya, betul itu adalah Cover dari Novel yang pernah saya tulis. Cover yang saya buat sendiri. Di sana saya pernah menaruh banyak harapan. Tapi kini harapan yang pernah saya torehkan di sana tampak memudar dengan sendirinya.

Kalau saja di antara kalian yang membaca tulisan saya kali ini, sesungguhnya Gambar Cover ini pernah saya Upload di media sosial Facebook pada pertengahan bulan Mei Tahun 2015. Mengapa saya upload gambar ini? Karena saat itu naskah saya dinyatakan lolos sleksi oleh salah satu penerbit indie, ketika itu saya mengikuti event yang mereka selenggarakan.

Karena naskah saya dinyatakan lolos, dan akhirnya saya berani menunjukan gambar cover tersebut. Saat itu saya mengupload cover tersebut tanpa caption apapun.

Hari ke hari, hingga hitungan bulan akhir Oktober lalu, saya menanti bentuk fisik dari naskah saya yang telah dinyatakan lolos ini. Namun, ternyata hingga detik kemarin pun naskah dalam bentuk fisik itu sama sekali tak ada kabar. 

Akhirnya, sekitar akhir Bulan Oktober, saya diberitahukan oleh seseorang yang baik hati, kata beliau, kita harus menghargai apa yang telah kita tulis. Jika Naskah telah ada di tangan orang lain, bahkan covernya telah terpajang dan dibandrol harga pada halaman website dari penerbit tersebut, masa kita sebagai siempunya belum memegang bukti fisik dari naskah yang katanya akan dicetak dalam bentuk fisik itu.

Dan beliau pun menyarankan agar saya mengecek apakan naskah yang telah lolos itu sudah terdaftar ISBNnya atau belum? 

ISBN adalah Internasional Book Number, yang selalu menempel di halaman belakang buku yang telah resmi terdaftar. Sedikit Informasi,  kalian bisa mengecek apakah sebuah buku telah terdaftar di Perpustakaan Nasional atau belum dengan cara mengklik link berikut ini isbn.perpusnas.go.id

Di sana kalian bisa mencek nomor ISBN buku dengan cara mencarinya di kolom pencarian berdasarkan kata kunci Nama Penulis ataupun Judul Buku.

Kembali ke cerita, akhirnya saya pun mengikuti saran beliau, mengecek keterdaftaran naskah saya. Dan ternyata, berdasarkan nama saya (Sebagai penulis dari naskah tersebut) ataupun berdasarkan judul buku, ternyata kedua data tersebut tidak ditemukan di sana. Alhasil, saya pun mengambil keputusan untuk menarik naskah. Bukan enggak mau bersabar untuk menunggu lebih lama lagi --------->> tapi karena waktu saya menunggu sudah terlalu lama dari bulan Mei - Oktober itu lama bukan? (((walaupun menunggu mantan membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari itu))). :"v hiiikssss :'D

Mengapa saya mengambil pilihan untuk mengambil naskah? Karena toh naskah saya belum terdaftar ISBNnya. Makannya saya tarik. Dan menurut beliau, pendaftaran ISBN itu sangat singkat, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu Minggu. 

Daaaaan, kesimpulan saya menceritakan hal ini di sini adalah. Untuk berbagi aja, semoga teman-teman saya pada baca. Agar ketika kalian mau bertanya "Aku mau pesan bukumu?" mungkin aja bisa berpikir dua kali untuk tidak melemparkan pertanyaan itu lagi. Karena sejujurnya, saya selalu merasa miris bercampur malu ketika ada teman yang tanya "Mana Bukumu?" "Bisa pesan kapan?"

Ahhhh, jujur, saya selalu bingung untuk menjawabnya. Bahkan terlalu malas untuk menjelaskan kepada setiap orang yang bertanya. Oleh karena itu seluruh penjelasannya telah saya tuliskan di sini.

Dan entah besok, lusa, atau kapan pun itu ketika lagi gak ada kerjaan, saya akan upload satu per satu Bab dari Naskah Heart Fresco di Blog Emak Peri ini. Semoga kalian berkenan untuk membacanya. Terima kasih ^^

Kesimpulan yang dapat diambil, barangkali begini. "Jangan terlalu berlebihan ketika memiliki obsesi, jika belum sanggup mewujudkannya. Segala sesuatu yang pas dan tidak berlebihan mungkin jauh lebih menyenangkan dan juga menenangkan" - seperti ketika hujan sore hari ini, minum teh hangat mungkin lebih pas, menyenangkan dan menenangkan hati. :)

Saya pamit ya =))

Selamat sore, selamat menikmati hujan sore ini =))